Perbedaan Microservice dan Modul: Jangan Salah Kaprah!

Istilah microservice dan modul sering dipakai bergantian oleh banyak developer.
Padahal, keduanya memiliki perbedaan mendasar — bukan hanya secara teknis, tapi juga dalam skala arsitektur dan organisasi sistem.

Artikel ini akan membahas perbedaan antara modul dan microservice, kapan sebaiknya digunakan, serta bagaimana perusahaan besar seperti Gojek, Tokopedia, dan Shopee mengelola transisi dari modular monolith ke microservice architecture.


⚙️ 1. Pengertian Singkat

🔹 Modul

Modul adalah bagian dari satu aplikasi yang memiliki tanggung jawab tertentu.
Biasanya berada di level kode, digunakan untuk memisahkan logika dan menjaga struktur agar tidak berantakan.

Modul = pemisahan di dalam aplikasi.

Contoh:
Sebuah aplikasi e-commerce memiliki modul:

  • user.js → mengatur login & profil,

  • order.js → mengatur pesanan,

  • payment.js → mengatur pembayaran.

Semuanya masih dalam satu repository dan dijalankan sebagai satu aplikasi (monolith).


🔹 Microservice

Microservice adalah aplikasi kecil yang berdiri sendiri, memiliki domain tanggung jawab spesifik, dan berkomunikasi dengan service lain melalui API, event, atau message queue.

Microservice = pemisahan antar aplikasi.

Contoh:

  • user-service (Node.js)

  • order-service (Go)

  • payment-service (Java)

Semua berjalan sendiri-sendiri, punya database sendiri, dan bisa di-deploy terpisah.


🧱 2. Level Pemisahan

Aspek

Modul

Microservice

Level

Code-level

System-level

Runtime

Satu proses

Multi proses

Database

Shared

Per service

Komunikasi

Fungsi, import, class

HTTP/gRPC/Event

Deployment

Sekaligus

Independen

Scaling

Bersama

Per service

🧠 Singkatnya:

Modul = pemisahan di dalam 1 aplikasi.
Microservice = pemisahan antar aplikasi.


💻 3. Contoh Kode dan Struktur

🧩 Modular Monolith

src/
 ├── modules/
 │   ├── user/
 │   ├── order/
 │   └── payment/
 ├── index.js

Semua modul berjalan di satu server, menggunakan database yang sama.
Sederhana, cepat, tapi bisa jadi berat kalau sudah ratusan ribu baris kode.


☁️ Microservice Architecture

services/
 ├── user-service/
 ├── order-service/
 ├── payment-service/
 └── api-gateway/

Setiap service bisa pakai bahasa, framework, atau database yang berbeda.
Butuh komunikasi lewat REST API, gRPC, atau message broker (Kafka/RabbitMQ).


🧠 4. Tujuan Desain

Tujuan

Modul

Microservice

Organisasi kode

Pengembangan paralel

⚠️ Terbatas

✅ Bebas antar tim

Skalabilitas independen

Observability

Simpel

Kompleks

Resilience

Satu error bisa mati semua

Saling isolasi


🚀 5. Analogi Praktis

Analogi

Modul

Microservice

🏠 Rumah

Ruangan dalam satu rumah

Rumah terpisah dalam satu kompleks

👨‍💻 Tim

Tim tunggal kerja bareng

Banyak tim kecil otonom

🧩 Integrasi

Fungsi ke fungsi

API ke API

🧱 Deployment

Sekali deploy semua

Deploy per bagian


🧩 6. Evolusi Arsitektur

  1. Monolith (semua fitur dalam satu app)
    Cocok untuk startup kecil, MVP, atau tim < 5 orang.

  2. Modular Monolith
    Masih satu aplikasi, tapi kode dipisah per domain (misal dengan domain-driven design).
    Struktur lebih rapi dan mudah refactor.

  3. Microservice Architecture
    Tiap domain penting dipecah jadi service mandiri.
    Bisa di-scale, deploy, dan dikembangkan tim terpisah.


🧠 7. Kenapa Perusahaan Unicorn Beralih ke Microservice

Perusahaan besar seperti Tokopedia, Gojek, Shopee, Traveloka awalnya memakai monolith.
Namun saat:

  • jumlah tim membesar,

  • traffic meningkat,

  • domain bisnis makin kompleks,

mereka perlu cara agar:

  • fitur bisa dikembangkan paralel,

  • deployment tidak saling ganggu,

  • scaling bisa spesifik per service.

Maka mereka memecah monolith menjadi microservice, biasanya dimulai dari domain yang paling penting seperti:

  • Payment Service

  • Order Service

  • Notification Service

Namun mereka tidak langsung full microservice — banyak sistem masih modular monolith untuk efisiensi performa.


⚙️ 8. Modular Monolith: Jalan Tengah yang Efektif

Arsitektur ini menggabungkan:

  • Kerapian modular (seperti microservice),

  • Performa cepat (seperti monolith).

Contohnya:

/src/modules/
 ├── users/
 ├── orders/
 ├── payments/
 └── reports/

Tiap modul diatur dengan:

  • Interface / service layer jelas,

  • Dependency Injection,

  • DDD (Domain-Driven Design).

Strategi ini populer karena mudah dikembangkan menuju microservice nanti tanpa refactor besar.


💬 9. Kesimpulan

Aspek

Modul

Microservice

Skala

Kecil – menengah

Menengah – besar

Kompleksitas

Rendah

Tinggi

Independensi

Tidak penuh

Penuh

Deploy

Sekaligus

Terpisah

Komunikasi

Langsung

API/Event

Cocok untuk

Startup, MVP, tim kecil

Enterprise, tim besar


🧠 Kesimpulan Akhir

Modul adalah pemisahan tanggung jawab di level kode,
sedangkan microservice adalah pemisahan tanggung jawab di level sistem.
Modul masih hidup dalam satu runtime, sementara microservice berjalan sebagai proses independen yang saling terhubung melalui API.

Untuk startup dan tim kecil, modular monolith sering kali adalah pilihan paling realistis: cepat, sederhana, tapi tetap terstruktur.
Saat traffic dan tim tumbuh, baru lakukan transisi bertahap ke microservice agar skalabilitas dan maintainability tetap terjaga.


🧱 "Microservice bukan tujuan, tapi evolusi alami dari modularitas yang tumbuh bersama kompleksitas."

Hey there 👋

Ready to help you explore?