Banyak orang mengira membuat CV hanya soal desain menarik. Padahal, dalam dunia rekrutmen modern, CV harus bisa dibaca oleh sistem ATS (Applicant Tracking System).
ATS adalah software yang digunakan HR untuk memfilter ribuan CV. Jika CV kita tidak “ramah ATS”, besar kemungkinan akan tersaring bahkan sebelum sampai ke mata recruiter.
Berikut beberapa tips dari pengalaman saya menyusun CV ATS-friendly, khususnya untuk fresh graduate maupun profesional di bidang IT.
1. Gunakan Format Sederhana dan Bersih
ATS membaca CV seperti membaca teks biasa. Jadi hindari desain yang terlalu rumit, tabel berlebihan, atau grafik.
Gunakan format .docx atau PDF standar. Beberapa ATS tidak bisa membaca PDF dengan layout aneh.
Font standar seperti Arial, Calibri, atau Times New Roman lebih aman.
💡 Opini pribadi: Saya pernah coba desain CV yang kreatif (pakai banyak ikon dan shape), hasilnya bagus di mata manusia tapi gagal terbaca saat dites di parser ATS online. Dari situ saya sadar, simplicity is better.
2. Gunakan Kata Kunci dari Job Description
ATS bekerja dengan cara mencocokkan kata kunci.
Misalnya, kalau lowongan meminta “React, Node.js, REST API”, pastikan keyword itu muncul di CV kamu.
Jangan hanya sebut “Web Developer”, tapi jelaskan stack yang relevan.
👉 Untuk fresh graduate: bisa ambil kata kunci dari mata kuliah, project akhir, atau skill yang benar-benar dipelajari.
👉 Untuk profesional IT: ambil keyword langsung dari deskripsi pekerjaan yang kamu incar.
3. Highlight Pengalaman Proyek, Bukan Hanya Tugas
Fresh graduate: cantumkan projek kuliah, skripsi, freelance, atau kontribusi open-source.
Profesional: jelaskan hasil nyata. Misalnya:
❌ “Mengembangkan aplikasi React.”
✅ “Mengembangkan aplikasi React untuk e-commerce dengan fitur real-time cart, berhasil meningkatkan kecepatan load 30%.”
4. Struktur CV yang Jelas
Urutan yang disarankan:
Informasi pribadi (nama, kontak, LinkedIn/GitHub/portfolio).
Ringkasan singkat (profil 3–4 kalimat, pakai kata kunci).
Skill teknis (urutkan sesuai relevansi, bukan abjad).
Pengalaman kerja / proyek.
Pendidikan.
Sertifikasi (jika ada).
5. Hindari Hal yang ATS Tidak Bisa Baca
Ikon (misalnya gambar telepon/email). Tulis saja dalam teks.
File gambar berisi teks. ATS tidak bisa mengenali.
Tabel kompleks dengan banyak merge cell.
6. Gunakan Bullet Point, Bukan Paragraf Panjang
Recruiter biasanya hanya punya 6–10 detik untuk memindai CV. Bullet point memudahkan ATS dan manusia untuk membaca.
7. Maksimalkan Bagian “Skill”
ATS sering melakukan pencocokan di bagian skill.
Fresh graduate: jangan takut menulis skill meskipun masih level dasar, asal memang pernah dipakai.
Profesional: bedakan Core Skill (yang sering dipakai) vs Familiar With (yang sekadar pernah dicoba).
8. Tes CV Kamu di ATS Checker
Ada beberapa tool gratis untuk cek CV ATS-friendly, misalnya:
Jobscan
Resumeworded
💡 Opini pribadi: Saya pernah pakai ATS checker dan kaget karena skor pertama saya rendah. Setelah revisi dengan menambah keyword yang sesuai lowongan, skor naik dan hasilnya peluang dipanggil interview juga meningkat.
Kesimpulan
CV ATS-friendly bukan berarti harus jelek atau polos. Kuncinya adalah kombinasi antara keterbacaan mesin + keterbacaan manusia.
Fresh graduate: tonjolkan proyek + skill yang relevan.
Profesional IT: tonjolkan impact nyata dari pekerjaan sebelumnya.
Pada akhirnya, ATS hanya gerbang pertama. Tapi kalau CV gagal di sini, recruiter tidak akan pernah melihat skill hebatmu.
