Zustand vs Redux: State Management Mana yang Lebih Sederhana untuk React Project?

Zustand vs Redux: State Management Mana yang Lebih Sederhana untuk React Project?

Ketika membangun aplikasi React, salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana mengelola state dengan rapi. Ada banyak pilihan library state management, mulai dari Redux, MobX, Jotai, Recoil, hingga Zustand. Dari pengalaman saya, setelah mencoba beberapa, Zustand terasa jauh lebih sederhana dan tetap powerful dibanding Redux.

Kenapa Zustand?

  • Ukuran library kecil: hanya sekitar 3 kB gzipped (dibanding Redux + toolkit yang bisa belasan kB). Ini membuat aplikasi lebih ringan.

  • Konsep sederhana: mirip pola publish-subscribe. Developer hanya mendefinisikan store lalu langsung bisa dipakai tanpa perlu boilerplate panjang.

  • Redux DevTools support: meskipun sederhana, Zustand tetap bisa memanfaatkan Redux DevTools untuk debugging state—jadi enak banget kalau sudah terbiasa pakai Redux.

  • Familiar untuk pengguna Flutter: saya pribadi merasa nyaman karena mirip dengan Riverpod di Flutter, sehingga transisi konsep antar-framework lebih mudah.

Pengalaman Pribadi dengan Redux

Saya pernah menggunakan Redux di beberapa project, dan menurut saya:

  • Untuk fitur sederhana pun, Redux seringkali terasa “overkill”.

  • Banyak kode boilerplate: action, reducer, constant, middleware, dsb. Padahal kadang hanya untuk update counter atau toggle modal.

  • Dokumentasinya lengkap, tetapi kompleksitasnya membuat learning curve lebih curam, terutama untuk pemula.

Bagaimana dengan Zustand?

Zustand terasa “langsung to the point”. Contoh implementasi store counter:

import create from 'zustand'

const useStore = create((set) => ({
  count: 0,
  increment: () => set((state) => ({ count: state.count + 1 })),
  decrement: () => set((state) => ({ count: state.count - 1 })),
}))

Pemakaiannya di komponen juga simpel:

function Counter() {
  const { count, increment, decrement } = useStore()
  return (
    <div>
      <p>{count}</p>
      <button onClick={increment}>+</button>
      <button onClick={decrement}>-</button>
    </div>
  )
}

Bandingkan dengan Redux tradisional yang butuh setup store, reducer, action, dan provider—satu fitur sederhana bisa makan banyak file.

Riset dan Opini

Menurut data dari npm trends, Redux masih jauh lebih populer (jutaan download mingguan), tetapi tren penggunaan Zustand meningkat tajam sejak 2021 karena kesederhanaannya.

Beberapa developer di komunitas React juga menyebutkan:

  • Redux cocok untuk aplikasi besar, kompleks, dengan tim besar.

  • Zustand lebih ideal untuk project kecil-menengah, atau saat ingin cepat produktif tanpa banyak setup.

Kesimpulan

Buat saya pribadi, Zustand menang di kesederhanaan. Konsepnya ringan, cepat dipahami, mirip Riverpod di Flutter, ukuran kecil, tapi tetap bisa pakai Redux DevTools.

Redux sendiri tetap relevan, terutama untuk aplikasi enterprise dengan banyak developer. Tapi kalau tujuannya efisiensi dan kemudahan, saya lebih memilih Zustand.


Hey there 👋

Ready to help you explore?